top of page

Other Issues on Non-Financial Assets: Agriculture Assets


Other Issues on Non-Financial Assets: Agriculture Assets

Pembukaan

Aktivitas agrikultur menimbulkan aset biologis yang unik karena mengalami transformasi biologis secara terus-menerus. Untuk itu, PSAK 241: Agrikultur menetapkan kerangka akuntansi dan pengungkapan khusus bagi aset biologis (hewan dan tanaman hidup) serta produk agrikultur pada titik panen. PSAK 241 memperjelas kapan dan bagaimana aset ini harus diakui, diukur, dan diungkapkan agar laporan keuangan mencerminkan nilai wajar aset yang berubah-ubah akibat pertumbuhan, degenerasi, dan prokreasi, serta hasil panen yang berbeda dengan aset tetap atau persediaan biasa. Pemahaman mendalam terhadap standar ini penting agar entitas di sektor agrikultur menyajikan laporan yang relevan, andal, dan dapat dibandingkan.

Definisi, Ruang Lingkup, dan Karakteristik Khusus

PSAK 241 berlaku untuk aset biologis—kecuali tanaman produktif (bearer plants)—dan produk agrikultur pada titik panen. Ruang lingkupnya juga mencakup hibah pemerintah terkait agrikultur, namun tidak mencakup aset tetap tanaman produktif (diatur dalam PSAK 216), tanah, aset hak-guna sewa, maupun aset tak berwujud agrikultur.

Aset biologis didefinisikan sebagai hewan atau tanaman hidup, baik yang bersifat consumableĀ (seperti tanaman musiman atau hewan ternak) maupun bearerĀ (seperti pohon sawit yang menghasilkan produk berulang). Transformasi biologis—meliputi pertumbuhan, degenerasi, produksi, dan prokreasi—mempengaruhi kuantitas dan kualitas aset, sehingga nilai wajarnya berubah secara dinamis.

Transformasi Biologis dan Pengaruh terhadap Nilai Wajar

Salah satu aspek sentral PSAK 241 adalah pengukuran nilai wajar secara berulang, dikurangi biaya untuk menjual. Entitas harus menilai ulang aset biologis secara berkala dan mengakui keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai dalam laporan laba rugi.

Proses pertumbuhan (misalnya peningkatan bobot atau kualitas genetik), degenerasi (penurunan kondisi), dan prokreasi (kelahiran anak atau tunas baru) memengaruhi tidak hanya nilai tercatat, tetapi juga mengharuskan manajemen memantau perubahan baik secara kuantitatif (berat, jumlah) maupun kualitatif (kadar protein, tingkat kematangan).

Pengakuan dan Pengukuran Aset Biologis dan Produk Agrikultur

Aset biologis diakui jika:

  1. Entitas mengendalikan aset tersebut;

  2. Kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir ke entitas; dan

  3. Nilai wajar dapat diukur secara andal.

Pengukuran awal dan pada setiap akhir periode dilakukan pada nilai wajar dikurangi estimasi biaya untuk menjual. Jika nilai wajar tidak dapat diukur andal, pengukuran dilakukan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai.

Produk agrikultur yang dipanen diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen, sesuai prinsip net realizable valueĀ (NRV) dalam PSAK 14 (202). Seluruh keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar aset biologis dan produk agrikultur diakui langsung pada laporan laba rugi periode berjalan.

Pengungkapan dan Ilustrasi Laporan Keuangan

PSAK 241 mengamanatkan pengungkapan komprehensif yang meliputi:

  • Keuntungan/kerugian perubahan nilai wajar dikurangi biaya jual, per kelompok aset biologis dan produk agrikultur (Par. 40).

  • Deskripsi setiap kelompok aset biologis, baik naratif maupun kuantitatif (Par. 41).

  • Jika tidak disajikan bersamaan, dijelaskan aktivitas agrikultur dan kuantitas aset biologis serta keluaran produk pada akhir periode (Par. 46).

  • Informasi mengenai aset yang dijaminkan atau dibatasi hak kepemilikannya, serta komitmen akuisisi/pengembangan (Par. 49).

  • Rekonsiliasi perubahan jumlah tercatat aset biologis dari awal hingga akhir periode: perubahan nilai wajar, pembelian, panen, klasifikasi ke dimiliki untuk dijual (PSAK 105), kombinasi bisnis, selisih kurs, dll (Par. 50).

  • Jika aset diukur dengan biaya perolehan, harus diungkap alasan, estimasi rentang nilai wajar, metode penyusutan, umur manfaat, serta jumlah tercatat dan akumulasi penyusutan (Par. 54–56).

Studi Kasus Singkat: PT DEF

Ringkasan Kasus:PT DEF, perusahaan agrikultur terintegrasi, memiliki kebun sawit, hutan tanaman, dan tanaman musiman. Dalam laporan keuangan 2023, perusahaan mencatat seluruh biaya persiapan produk agrikultur sebagai persediaan, tanpa mengakui aset biologis dan nilai wajar sebagaimana diwajibkan PSAK 241. Auditor sebelumnya menyetujui perlakuan ini tanpa pengujian materialitas.

Poin Utama – Teori vs Praktik:

  • Pengakuan aset biologis:Ā Seharusnya diakui sejak awal pertumbuhan, bukan setelah panen.

  • Pengukuran nilai wajar:Ā Tidak dilakukan, menyebabkan aset dan laba rugi dilaporkan lebih rendah dari semestinya.

Langkah Perbaikan Auditor:

  • Melakukan uji materialitas terhadap signifikansi aset biologis.

  • Meminta koreksi pencatatan seluruh aset biologis dan produk agrikultur sesuai PSAK 241.

  • Mengukur ulang aset biologis pada nilai wajar dikurangi biaya jual, serta mengakui perubahannya dalam laba rugi.

  • Menyajikan rekonsiliasi perubahan aset dan seluruh pengungkapan wajib sesuai PSAK 241.

Penutup

Dengan karakteristik biologis yang dinamis, PSAK 241 memberikan fondasi penting dalam pelaporan keuangan sektor agrikultur. Melalui pengakuan awal aset, pengukuran nilai wajar berkelanjutan, dan pengungkapan mendalam, laporan keuangan menjadi lebih transparan dan mencerminkan nilai sebenarnya. Penerapan prinsip ini memperkuat keandalan laporan, mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik, dan meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan.

Komentar


logo ecorp putih
logo polos putih

© 2024 MYCO. All rights reserved.

!
Widget Didn’t Load
Check your internet and refresh this page.
If that doesn’t work, contact us.
bottom of page