top of page
Gambar penulisAlifa Azzahra

Impairment pada Cash-Generating Unit (CGU): Memahami Penurunan Nilai Aset

Diperbarui: 10 menit yang lalu

Impairment pada Cash-Generating Unit (CGU)

Impairment pada Cash-Generating Unit (CGU): Memahami Penurunan Nilai Aset

Penurunan nilai atau impairment merupakan aspek krusial dalam laporan keuangan, terutama dalam konteks Cash-Generating Unit (CGU). Berdasarkan PSAK 48, setiap perusahaan wajib menguji penurunan nilai untuk memastikan bahwa aset tidak dinilai lebih tinggi dari potensi nilai ekonomisnya. Proses ini dirancang untuk melindungi para investor dan pemangku kepentingan dari laporan keuangan yang mungkin tidak mencerminkan realitas kondisi aset perusahaan.

Artikel ini akan membahas pengertian impairment menurut PSAK 48, langkah-langkah pengukuran nilai wajar CGU, serta faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengujian impairment.


Apa Itu Impairment?

Impairment adalah kondisi di mana nilai tercatat suatu aset melebihi jumlah yang dapat dipulihkan, baik melalui penggunaan berkelanjutan maupun penjualan aset tersebut. PSAK 48 mengharuskan pengujian penurunan nilai untuk aset tertentu, seperti aset tetap, aset tak berwujud, dan goodwill yang berasal dari akuisisi bisnis.

CGU sendiri didefinisikan sebagai unit terkecil dalam perusahaan yang dapat menghasilkan arus kas masuk secara independen. Tujuannya adalah memastikan nilai aset yang dilaporkan mencerminkan nilai aktual yang dapat diperoleh secara ekonomis, sehingga tidak terjadi overstatement nilai aset.


Mengapa Pengujian Impairment Penting

Mengapa Pengujian Impairment Penting?

Impairment bertujuan untuk memberikan gambaran yang jujur dan transparan mengenai kondisi keuangan perusahaan. Dalam konteks CGU, pengujian ini menjadi sangat relevan saat terjadi perubahan signifikan pada kondisi ekonomi atau operasional yang dapat memengaruhi kemampuan CGU menghasilkan arus kas di masa depan.


Tahapan Pengujian Impairment pada CGU

Pengujian impairment dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu:

  1. Identifikasi CGU yang Perlu Diuji CGU yang menunjukkan indikasi penurunan nilai atau memiliki aset seperti goodwill harus diuji secara berkala.

  2. Penghitungan Nilai Tercatat CGU Nilai tercatat mencakup total nilai buku seluruh aset terkait CGU, termasuk aset tetap, aset tak berwujud, dan modal kerja.

  3. Menentukan Nilai yang Dapat Dipulihkan Nilai yang dapat dipulihkan adalah nilai tertinggi antara fair value setelah dikurangi biaya penjualan atau value in use (VIU). VIU dihitung menggunakan metode diskonto arus kas, yang melibatkan proyeksi arus kas masa depan dengan tingkat diskonto yang sesuai.

  4. Perbandingan dan Penyesuaian Nilai Jika nilai tercatat CGU lebih tinggi daripada nilai yang dapat dipulihkan, perusahaan harus menyesuaikan nilai buku tersebut hingga sesuai dengan nilai ekonomisnya.


Faktor Penting dalam Pengujian Impairment

Faktor Penting dalam Pengujian Impairment

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengujian meliputi:

  • Kondisi Ekonomi dan Pasar Penurunan kondisi pasar atau kenaikan suku bunga dapat memengaruhi nilai CGU.

  • Perkembangan Teknologi Aset yang cepat usang, seperti perangkat lunak, perlu diuji lebih ketat.

  • Performa Operasional dan Keuangan Penurunan pendapatan atau restrukturisasi bisnis adalah indikator perlunya pengujian impairment.

  • Perubahan Regulasi Aturan baru yang memengaruhi biaya atau profitabilitas CGU perlu diperhitungkan.

  • Asumsi dalam Model Arus Kas Proyeksi arus kas harus realistis dan mencerminkan kondisi pasar terkini.


Pengujian impairment pada CGU bukan hanya soal kepatuhan terhadap standar akuntansi, tetapi juga bagian dari upaya menciptakan laporan keuangan yang transparan dan akurat. Dengan memahami dan menerapkan pengujian ini secara benar, perusahaan dapat memberikan informasi yang andal bagi pemangku kepentingan, sekaligus mengurangi risiko kesalahan atau distorsi dalam laporan keuangan.

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page