Aset Dimiliki untuk Dijual: Memahami PSAK 105 dan Implikasinya
- Alifa Azzahra
- 30 Jun
- 4 menit membaca

Pendahuluan
Dalam akuntansi modern, perlakuan atas aset tidak lancar yang akan dijual, atau sering disebut aset dimiliki untuk dijual (assets held for sale), diatur secara spesifik oleh PSAK 105: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ini menjadi pilar penting dalam kerangka pelaporan keuangan. PSAK 105 menetapkan kapan suatu aset harus direklasifikasi dari pengukuran berbasis biaya perolehan atau model revaluasi, menjadi pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Pemisahan ini krusial. Tujuannya adalah agar informasi yang disajikan dalam laporan keuangan merefleksikan potensi realisasi nilai aset melalui transaksi penjualan, bukan melalui penggunaannya di masa depan. Hal ini secara signifikan meningkatkan relevansi dan keandalan laporan keuangan bagi para pemangku kepentingan.
Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 105
PSAK 105 dirancang untuk memastikan entitas:
Mengukur aset yang akan dijual pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi estimasi biaya penjualan.
Menyajikan aset dimiliki untuk dijualĀ secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.
Mengungkapkan informasi mengenai operasi yang dihentikan jika aset tersebut merupakan bagian dari lini usaha atau area geografis yang akan dihentikan.
Ruang lingkup PSAK ini mencakup:
Aset tidak lancar yang akan dijual melalui transaksi tunggal.
Kelompok lepasan (discontinued operations)Ā sebagai satu kesatuan aset dan liabilitas yang dijual bersamaan.
Aset yang akan didistribusikan kepada pemilik yang bertindak dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Kriteria Klasifikasi Aset Dimiliki untuk Dijual
Sebelum direklasifikasi, suatu aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) harus memenuhi dua kondisi utama:
Tersedia untuk Dijual:Ā Aset harus berada dalam kondisi siap dan dapat segera dipasarkan. Ini berarti tidak diperlukan lagi perbaikan atau penyesuaian signifikan agar aset tersebut dapat dijual.
Sangat Mungkin Terjadi (Highly Probable):Ā Manajemen telah mengesahkan rencana penjualan, dan program penjualan sudah aktif dijalankan. Aset harus dipasarkan pada harga wajar saat ini, dan penyelesaian penjualan diharapkan dalam kurun waktu satu tahun sejak tanggal klasifikasi, tanpa indikasi pembatalan yang signifikan.
Catatan penting:Ā Jika terjadi penundaan penjualan yang melebihi 12 bulan karena peristiwa di luar kendali entitas (misalnya, peraturan pemerintah atau sengketa hukum), entitas tetap dapat mempertahankan klasifikasi "dimiliki untuk dijual" selama rencana penjualan secara keseluruhan masih berjalan.
Pengukuran Awal dan Pengukuran Selanjutnya
Sesaat Sebelum Reklasifikasi
Lakukan penilaian penurunan nilai berdasarkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset jika terdapat indikasi nilai tercatat melebihi nilai terpulihkan (recoverable amount).
Hentikan pengakuan depresiasi atau amortisasi, karena pemulihan nilai aset tidak lagi melalui penggunaannya, melainkan melalui penjualan.
Pada Saat Reklasifikasi
Ukur aset pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat (carrying amount)Ā dan nilai wajar dikurangi estimasi biaya untuk menjual (fair value less costs to sell).
Jika jumlah tercatat lebih besar dari nilai wajar neto, akui rugi penurunan nilai.
Jika nilai wajar neto lebih besar dari jumlah tercatat, akui pemulihan rugi hingga batas akumulasi rugi yang telah diakui sebelumnya.
Setelah Klasifikasi
Pengukuran aset berlanjut dilakukan pada basis nilai wajar neto. Penyesuaian rugi atau pemulihan rugi diakui setiap periode sesuai dengan perubahan nilai wajar neto.
Penghentian Penyusutan dan Implikasi PSAK 16
Berdasarkan PSAK 16: Aset Tetap, depresiasi dimulai saat aset siap digunakan dan dihentikan hanya ketika aset diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijualĀ sesuai PSAK 105. Penting untuk diingat bahwa depresiasi tidak boleh dihentikan hanya karena aset tidak lagi dioperasikan; penghentian harus terkait dengan perubahan status akuntansi ke status "untuk dijual". Jika entitas keliru menghentikan depresiasi lebih awal, maka diperlukan jurnal koreksi untuk mengakui kembali beban depresiasi yang tertunda hingga tanggal klasifikasi yang tepat.
Penyajian dan Pengungkapan
Dalam Laporan Posisi Keuangan
Sajikan aset dimiliki untuk dijualĀ sebagai pos terpisah. Pos ini tidak boleh digabungkan dengan aset tetap atau persediaan.
Kelompok lepasanĀ (aset dan liabilitas yang dijual bersamaan) juga harus disajikan secara terpisah.
Dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Jika aset tersebut merupakan bagian dari operasi yang dihentikan, entitas harus memisahkan hasil operasi tersebut sebagai pos tunggal setelah pajak. Pos ini meliputi:
Laba/rugi dari operasi yang dihentikan.
Keuntungan/kerugian revaluasi aset dimiliki untuk dijual.
Pengungkapan Tambahan
Pengungkapan tambahan yang diperlukan mencakup:
Kebijakan akuntansi terkait kriteria dan pengukuran.
Estimasi nilai wajar dan biaya penjualan.
Status negosiasi dan jadwal rencana penjualan.
Operasi yang Dihentikan (Discontinued Operations)
Tidak semua operasi yang dihentikan secara operasional secara otomatis menjadi "dimiliki untuk dijual." Suatu operasi dikategorikan sebagai operasi dihentikanĀ jika merupakan komponen entitas yang:
Mewakili lini usaha atau area geografis utama yang akan dilepas.
Sudah dijual atau telah diklasifikasikan untuk dijual.
Diperlakukan sebagai transaksi tunggal bersama liabilitas terkait.
Hasil dari operasi yang dihentikan dilaporkan secara terpisah agar pengguna laporan dapat menilai dampak penjualan tersebut terhadap profitabilitas berkelanjutan entitas di masa mendatang.
Studi Kasus Singkat: PT ABC
Sebagai ilustrasi penerapan PSAK 105, perhatikan ringkasan berikut:
Aset:Ā Satu unit mesin, biaya perolehan Rp 400 miliar, umur ekonomis 10 tahun, disusutkan dengan metode garis lurus.
Kejadian:Ā Mesin tersebut tidak digunakan sejak tahun 2021. Entitas tetap menghitung depresiasi hingga 1 Juli 2023, saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memutuskan untuk menjualnya.
Pengukuran Nilai Wajar:Ā Pada 1 Juli 2023, nilai wajar mesin adalah Rp 200 miliar; biaya penjualan diabaikan. Jumlah tercatat sebelum reklasifikasi adalah Rp 240 miliar (akumulasi penyusutan Rp 160 miliar). Oleh karena itu, diakui rugi revaluasi sebesar Rp 40 miliar (Rp 240 miliar - Rp 200 miliar).
Penghentian Depresiasi:Ā Sesuai PSAK 16 dan PSAK 105, depresiasi dihentikan sejak 1 Juli 2023.
Penjualan:Ā Mesin tersebut berhasil dijual pada 5 Januari 2024 seharga Rp 160 miliar. Selisih antara nilai tercatat (Rp 200 miliar) dan harga jual diakui sebagai kerugian pelepasan aset.
Pembatalan Rencana:Ā Pada 5 Maret 2025, RUPS membatalkan rencana penjualan. Akibatnya, aset dikembalikan sebagai aset tetap dengan pengukuran kembali menggunakan nilai wajar pada saat pembatalan (Rp 180 miliar) dan akumulasi penyusutan yang disesuaikan sesuai PSAK 48.
Penutup
Penerapan PSAK 105 sangat vital dalam memastikan aset tidak lancar yang akan dijualĀ dicatat secara akurat dan transparan. Ini mencerminkan nilai realisasi melalui penjualan, bukan melalui penggunaan berkelanjutan. Dengan memenuhi kriteria klasifikasi yang ketat, menghentikan depresiasi tepat waktu sesuai PSAK 16, melakukan pengukuran pada nilai wajar neto sesuai PSAK 48, serta menyajikan aset dan operasi yang dihentikan secara terpisah, entitas dapat meningkatkan kualitas laporan keuangannya secara signifikan. Hal ini sekaligus memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengambil keputusan. Penerapan yang cermat terhadap standar ini akan memperkuat kredibilitas pelaporan keuangan dan membantu pengguna laporan menilai arah strategis serta kinerja keuangan entitas secara lebih tepat dan informatif.
Comentarios